my friend prays

my friend prays

rss

Prof. Dr. Mohammed Gad El-Hak

Prof. Dr. Mohammed Gad El-Hak
Pemenang Nobel Keinsinyuran Keilmuan Dunia penganugerah Jerman (Alexander von Humboldt Prize,),Mantan Ketua Persatuan Insinyur Mesin Amerika (ASME-American Society of Mechanical Engineer), Pemegang Penghargaan Insinyur Mesin Terbaik Amerika (ASME Freeman Scholar), Pembuka Kurikulum S1 Teknik Mesin Nanoteknologi dan Teknik Biomedik (Kiblat saya ambil PhD teknik mesin dg thesis : computational micromechanics untuk aplikasi analisa bantu penatalaksanaan rekayasa integratif dan modular ......)

in harmonia progressio for

INTI FALSAFAH KASUNYATAN (PHILOSOPHY FOR WHAT'S BEYOND OF "BEYOND" TERM)

BEYOND WHAT BEYOND ITSELF IS ODE TO BASICEQUATION OF DIFFERENTIAL EQUATION IN RAW AND RARE OCCASIONS WHICH OCCURS DAILY.

About Me

Minggu, 03 Oktober 2010

Memaknai Motivasi “Bekerja” Sebagai suatu “Ibadah dan amanah”.......

Sumber disini sama dengan diatas
Berbicara tentang Kata “Bekerja” yang juga seringkali berhubungan dengan pekerjaan, profesi, keahlian, usaha bahkan juga dengan sebuah jabatan,mendorong kita perlu memahami sebenarnya hakekat dari sebuah kata “BEKERJA”.
Sadar atau tidak sadar sewaktu kita kecil oleh orangtua, bahkan mungkin kita menjadi generasi penerus yang juga mengadopsi doktrin yang berpengaruh terhadap pembentukan  pemahaman yang telah memberikan “Sugesti” kuat pada diri kita bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan hidup harus “Bekerja” dan punya “Pekerjaan”. Hal tersebut memang tidaklah salah, hanya seringkali gambaran tersebut kebanyakan lebih bersifat material semata tetapi sangat jarang dibarengi intervensi set-up pemikiran Fi sabilillah.
Contoh konkrit dari hal tersebut adalah kebanyakan orang tua bahkan mungkin termasuk kita, telah melakukan upaya mempengaruhi keyakinan anak-anak kita untuk menyiapkan dirinya kelak menjadi orang yang sukses dalam segala hal... berkecukupan dan sejahtera.... atau juga mungkin akibat apa yang kita rasakan dalam menjalani kehidupan yang fenomenal ini, bahwa hidup ini serba susah, sehingga kita berfikir harus menyiapkan generasi penerus yang siap kelak bisa bekerja dan mudah mendapatkan pekerjaan...
Pemikiran tersebut mungkin tidak semuanya benar, tatapi tentu juga tidak semuanya salah... suatu hal yang sering tidak disadari, kita telah memberikan sugesti pada anak-anak.. misalnya “Nak belajar yang sungguh-sungguh ya agar kelak menjadi orang yang sukses hidup bahagia sejahtera seperti jadi dokter, insinyur, pengusaha, politikus, pejabat dan lain-lain... yang semuanya itu mengarah lebih banyak kepada gambaran material, bahwa kelak harus “BEKERJA” dan punya “:PEKERJAAN” sebagai mata pencaharian yang memberi efek pada sebuah kehidupan yang berkecukupan. Namun kenyataan terkadang tidak seperti yang diharapkan...itulah hidup.
Sebagai penyadaran dari pemikiran tersebut, sejenak penulis  mengajak merenung kepada pembaca bahwa marilah kita memberikan kehidupan ini dengan penuh optimisme dan yakin tentang kekuasaan yang Maha dahsyat dari Al-Khaliq “Allah SWT” pemilik skenario kehidupan ini.
Kepada masing-masing golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari Kemurahan Tuhanmu, Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi”{QS: Al-Isra(17) :20}
“Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku” {QS:Al-ahzab (33):38}.

Dalam hal ini “DR.’Aidh bin Abdullah al-Qarni,MA” dalam bukunya yang berjudul “Don’t be Sad” menguraikan bahwa Seni Kebahagiaan yakni :
Diantara anugerah terbesar adalah mempunyai hati yang tenang, tentram dan bahagia. Karena dalam kebahagiaan akal menjadi terang dan mendorong seseorang menjadi pribadi yang produktif. Telah dikatakan bahwa kebahagiaan adalah seni yang perlu dipelajari, jika anda mempelajarinya maka anda akan mendapatkan berkah dalam hidup ini.
Bagaimana mempelajarinya?
Prinsip dasar meraih kebahagiaan adalah dengan memiliki kemampuan dalam menahan kepedihan dan beradaptasi dalam situasi apapun. Oleh karena itu, Anda tidak boleh diatur oleh kondisi-kondisi sulit, Anda pun tidak boleh terusik oleh hal-hal yang sepele.
Atas dasar kebeningan hati dan kemampuannya dalam menghadapi kesulitan, seseorang akan bersinar. Ketika Anda melatih diri untuk bersikap sabar dan berbesar hati, maka kesulitan dan malapetaka akan mudah ditaklukan.
Uraian diatas penulis ketengahkan sebagai pokok pikiran atas menyikapi suatu kondisi pandangan kita dalam “BEKERJA” dan melaksanakan”PEKERJAAN”. Terutama dikalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang senantiasa sering menjadi fokus perhatian dari berbagai pihak. PNS senantiasa dipandang sebagai Pegawai yang enak, nyaman, aman dan prospektif. Hal ini juga bisa dilihat pada setiap adanya rekruitmen CPNS selalu animonya cukup besar bahkan perbandingan kuota dengan pendaftar cukup jauh.... Mengapa demikian?
Tentu menjawabnya ada banyak alasan... namun yang pasti mudah-mudahan bukan karena jadi PNS dengan alasan bekerjanya enak biarpun santai tetap dapat “GAJI” dan bergengsi. Alasan itu sebaiknya tidak boleh terjadi, karena jika sungguh-sungguh memahami makna bekerja sebagai PNS adalah memilki tanggung jawab yang luar biasa, karena sudah menyatakan dan menyepakati diri sebagai “ABDI NEGARA dan ABDI MASYARAKAT’ yang sudah barang tentu memilki konsekwensi pembuktian implementasi dalam bekerja menjalankan amanah dan sebagai ibadah kepada Al-khaliq (Allah SWT).
Bekerja adalah sebagai salah satu bentuk aktualisasi manusia baik sebagai pribadi selaku pegawai maupun sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Oleh karena itu berbagai latar belakang alasan yang mendasari motivasi setiap orang dalam bekerja  memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil kerja/ bekerja, termasuk didalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Maka kiranya penting penulis mengemukakan beberapa pandangan tentang “Motivasi” yang melandasi orang melakukan aktivitas/bekerja...
 Mengapa motivasi kerja Pegawai  (PNS red)  penting dibahas?.......
Menurut Gouzali Saydam (Manajemen Sumber Daya Manusia, 2000 : 325) motivasi berasal dari bahasa latin  “Movere”  yang berarti dorongan atau daya penggerak..
Motivasi adalah merupakan suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar, dan melaksanakan tugas-tugasnya itu dengan rasa senang dan puas, pada setiap satuan organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi itu sendiri maupun tujuan pribadinya selaku individual.
Individual senantiasa berusaha mempertahankan adanya keseimbangan dan keserasian diantara kedua kekuatan tersebut. Dorongan dan tujuan itu mempunyai hubungan yang sangat erat, baik dari dalam maupun dari luar dirinya.
Terjadi ketidakseimbangan diantara kedua unsur motivasi ini, dapat menyebabkan terjadinya kekecawaan dan gangguan dalam kegiatan manusia, apabila hal ini benar-benar terjadi, maka suatu organisasi tidak akan berjalan dengan baik, sehingga tujuan organisasi pun tidak akan tercapai sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara dorongan (keinginan) dengan tujuan pegawai (manusia) tersebut.
Pada masa-masa sulit sekarang ini, khususnya yang sedang dialami bangsa Indonesia dalam usahanya bangkit dari keterpurukan disegala bidang, maka setiap warga Negara dituntut untuk senantiasa meningkatkan motivasi kerjanya. Hanya dengan motivasi kerja yang tinggi akan terciptanya budaya kerja yang baik dan diharapkan bangsa Indonesia  mampu serta bangkit kembali mengembalikan harkat dan martabat bangsa dimata dunia.

Untuk itu kiranya kita juga perlu memahami beberapa pendapat ahli tentang motivasi, dengan harapan bisa memberi inspirasi kita dalam bekerja.
 “Stephen P.Robbin”dalam buku Malayu S.P. Hasibuan (Organisasi dan motivasi, 1996 : 96), menyatakan bahwa :  We’ll define motivation as the willingness to exerthigh levels of effort to ward organizational goals, conditional by effort ability to satisfy some individual needs. (Kita akan mendefinisikan motivasi sebagai suatu kemauan berusaha seoptimal  mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu)
“Merle J. Moskowits” dalam buku malayu S.P.Hasibuan (Organisasi dan motivasi, 1996 : 96) Menyatakan pula : Motivation is usually defined the inititive  and direction of behavior and study of motivation is in effect the study of course of behavior. (Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi yang sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku)
Dominikus Dolet Unaradjan dan Her Djoko Purwanto (Organisasi dan manajemen,1993 :15 ) menyatakan bahwa, pada dasarnya setiap orang yang bekerja mempunyai kebutuhan dalam dirinya dalam waktu yang berbeda, setiap kebutuhan ini dapat menjadi pendorong utama bagi munculnya motivasi kerja dalam dirinya.
‘Soewarno Handayaningrat” (pengantar Studi Ilmu adminisstrasi dan Manajemen, 1989:82) Menyatakan : Motivasi menyangkut reaksi berantai yaitu dimulai dari kebutuhan yang dirasakan (The Need) lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai (want) kemudian menyebabkan usaha-usaha mencapai sasaran/tujuan yang berakhir dengan pemuasan.
“Buchari Zainun” (manajemen dan Motivasi, 1989  : 17) , motivasi dapat ditafsirkan berbeda oleh setiap orang, sesuai dengan tempat dan keadaan dari pada masing-masing orang itu . salah satu diantara pengguna istilah dan konsep motivasi ini adalah untuk menggambarkan hubungan antara harapan dan tujuan.Dalam suatu organisasi termasuk organisasi pemerintah, motivasi pegawai merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan modal dasar dalam pencapaian tujuan organisasi itu sendiri.
Setiap orang dan organisasi ingin dapat mncapai sesuatu atau beberapa tujuan dalam kegiatan-kegiatannya. Salah satu tujuan biasanya ditampilkan oleh berbagai tanggapan yang di tentukan lebih lanjut oleh banyak faktor. Beraneka ragamnya hubungan yang dialaminya setiap orang dan organiasasi, banyak keanekaragaman hubungan-hubungan yang menentukan motivasi dan tingkah laku pencarian atas pencapaian tujuan. Yang dialami seseorang dalam organisasi akan bertambah banyak, baik secara vertical maupun horizontal, sesuai dengan penambahan jumlah tingkatan dan perluasan organisasi.
Dari pendapat tersebut tersebut diatas jelas terlihat bahwa potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai (staf), perlu mendapat perhatian untuk dapat digali dan dikembangkan sebaik mungkin demi kepentingan organisasi.
Walaupun seorang pegawai (staf) mempunyai potensi yang besar dan kemampuan yang tinggi, namun jika tidak memilki motivasi yang memadai, maka potensi dan kemampuan tersebut akan sia-sia. Jadi motivasi bagi pegawai adalah merupakan hal yang penting untuk bisa terwujudnya suatu budaya kerja yang baik, sehingga dapat meningkatkan semangat, inspirasi dan dorongan bagi pegawai untuk bekerja dengan lebih baik.
Bagian terpenting yang saat ini sulit dilaksanakan dalam rangka meningkatkan motivasi kerja staf adalah semakin bervariasinya kebutuhan pegawai seiring dengan tuntutan zaman, khususnya kebutuhan yang bersifat material. Motivasi kerja sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatau organisasi , maka perlu juga adanya dorongan dan arahan yang jelas dari seorang pemimpin (leader) untuk senantiasa menumbuhkan dan meningkatkan motivasi kerja stafnya.
Keberhasilan suatu organisasi memang tidak semata-mata ditentukan oleh tingginya motivasi kerja, karena ada factor lain yang mempengaruhi yaitu, antara lain kecakapan dan kemampuan diri pegawai itu sendiri. Kecakapan dan kemampuan itu juga tidak datang begitu saja, tetapi harus ada pendidikan dan pelatihan secara khusus, yang menyangkut spesialisasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Maka untuk itu perlu disadari juga oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya, bahwa seorang pegawai dalam menuntut haknya harus diimbangi  dengan senantiasa berusaha  meningkatkan pengetahuan (Konwladge), Sikap (attitude) dan Keterampilan (Skill) yang dimilikinya, sebagai implementasi kewajiban yang harus diamalkannya.
Mencermati uraian tersebut diatas, menunjukan bukti bahwa motivasi kerja sangat penting untuk dipelajari , diteliti dan dikaji lebih dalam mengingat motivasi kerja ini menjadi factor yang penting dalam pencapaian tujuan keberhasilan suatu organisasi khususunya untuk Pegawai Negeri Sipil sebagai pelayan masyarakat
Bagi kita selaku Pegawai Negeri Sipil memang sangatlah penting memahami motivasi sehingga tumbuh suatu sikap yang positif dalam bekerja, setelah membahas tentang motivasi berikut penulis mencoba memaparkan beberapa pengertian tentang “KERJA” sebagai yang tertuang dalam Modul”Budaya Kerja Organisasi Pemerintah” LAN RI, bahwa dalam literatur budaya organisasi dapat juga disebut basic assumption tentang sesuatu, dalam hal ini kerja.
Kata Kerja itu apa ?  Kata kerja dapat diidentifikasi berbagai pernyataan sebagai berikut
Kerja adalah hukuman. Manusia sebenarnya hidup bahagia tanpa kerja di Taman Firdans, tetapi karena ia jatuh ke dalam dosa, maka ia dihukum: untuk bisa hidup sebentar manusia harus bekerja banting tulang cari makan. Salah satu bentuk hukuman adalah kerja paksa;

Kerja adalah beban. Bagi orang malas, kerja adalah beban. Juga bagi kaum budak atau pekerja yang berada dalam posisi lemah;

Kerja adalah kewajiban. Dalam sistem birokrasi atau sistem kontraktual, kerja adalah kewajiban, guna memenuhi perintah atau membayar hutang;

Kerja adalah sumber penghasilan. Hal ini jelas. Kerja sebagai sumber nafkah merupakan anggaran dasar masyarakat umumnya;

Kerja adalah kesenangan. Kerja sebagai kesenangan seakan hobi atau sport.

Kerja, adalah gengsi, prestise. Kerja sebagai gengsi berkaitan dengan status - sosial dan jabatan.

Kerja adalah aktualisasi diri. Kerja di sini dikaitkan dengan cita-cita. atau ambisi. Bagi seseorang yang menganut anggapan dasar ini, lebih baik jadi kepala ayam ketimbang ekor sapi;

Kerja adalah panggilan jiwa. Kerja di sini berkaitan dengan bakat. Dan disini tumbuh profesionalisme dan pengabdian kepada kerja;

Kerja adalah pengabdian kepada sesama. Kerja dengan tulus, tanpa pamrih;

Kerja adalah hidup. Hidup diabdikan dan dijiwai untuk dan dengan kerja;

Kerja adalah ibadah. Kerja merupakan pernyataan syukur atas kehidupan di dunia ini. Kerja dilakukan seakan-akan kepada dan bagi kemuliaan nama Tuhan dan bukan kepada manusia. Oleh karena itu orang bekerja penuh anthusiasm;

Kerja adalah suci. Kerja harus dihormati dan jangan dicemarkan. Dengan perbuatan dosa, kesalahan, pelanggaran dan kejahatan.

Pada poin 11 menyebutkan kerja adalah ibadah dan poin 12 kerja adalah suci, maka lebih jauh pandangan tersebut memberikan makna untuk menanamkan keyakinan bahwa Kerja/bekerja adalah Amanah (dari Allah SWT).
Dengan pandangan tersebut akan tertanam sikap mental pada setiap pegawai, yaitu bahwa :
1.    Karena bekerja adalah Amanah, maka dia akan bekerja dengan kerinduan dan tujuan agar pekerjaannya tersebut menghasilkan “performance” yang optimal.
2.    Memilki semacam kebahagiaan melaksanakan pekerjaan , karena berarti telah melaksanakan amanah Allah SWT
3.    Selalu tumbuh kreativitas untuk menegmbangkan, memperkaya dan memperluas karya dan baktinya.
4.    Memilki perasaan malu hati apabila melaksanakan pekerjaan dengan asal-asalan, karena berarti khianat terhadap Amanah Allah SWT.

Selaras dengan hal tersebut berbicara tentang “bekerja”  dalam pandangan Islam, kiranya juga penting (maaf) menurut penulis khususnya bagi aparatur /PNS memandang bekerja hendaknya jangan ditafsirkan sebagai usaha untuk mendapat penghasilan belaka demi memenuhi keinginan dan kebutuhan semata, karena uniform yang melekat pada setiap PNS sungguh memilki tanggungjawab dan konsekwensi yang amat luas baik dalam hubungannya kepada sesama manusia (horizontal) maupun pada yang memiliki kehidupan yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa (Vertical).
Oleh karena itu bekerja adalah segala aktifitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani, rohani dan social) yang didalam mencapai tujuan tersebut dia berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.
    Menurut Toto Tasmara dalam bukunya “Etos Kerja Pribadi Muslim”, mengatakan : “Bekerja sebagai aktivitas dinamis, mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan muslim harus penuh tantangan (Challenging), tidak monoton, dan selalu berupaya untuk mencari terobosan-terobosan baru (innovative) dan tidak pernah merasa puas dalam berbuat baik.
    Bahwa sikap yang paling agresif dalam etos kerja PNS adalah sikap mental yang selalu siap untuk melontarkan sebuah jawaban dan mengatakan “Inilah pekerjaan dan prestasiku” semoga apa yang kuperbuat memberikan nilai sebagai “Rahmatan Lil Alamiin” serta Allah SWT mencatatnya sebagai Ibadah dan Amalan Shaleh atas Amanah yang telah dijalankannya. Sebagaiman Sabda Rasulullah SAW :
Barangsiapa yang diwaktu sorenya mersakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya sendiri, maka diwaktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya” (HR.Tabrani dan Baihaqi).
 
   Banyak ayat dan hadist yang memuliakan orang-orang yang bekerja dan seharusnya menjadi dorongan bagi pemeluknya untuk  menghayati dan menjadikan budaya kerja yang baik sebagai bagian dari setiap tetes darahnya, sehingga tampillah dia sebagai Pegawai Negeri Sipil yang “beretos kerja” bergelar “syuhada ‘alan naas. Subhanallah…..
Allah SWT, berfirman dalam Al-Qur’an :
“Katakanlah: hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu masing-masing. Sesungguhnya aku akan bekerja (pula),maka kelak kamu akan mengetahui” (QS: Az-Zumar :39)
.
    Ayat tersebut mengandung makna perintah (amar) dan karenanya mempunyai nilai hukum wajib untuk dilaksanakan. Seseorang yang yang mempunyai kesadaran bekerja , dia akan selalu gandrung untuk berkreasi positif, tampil sebagai pelita yang benderang (as sirojam muniro), dan ingin hidupnya  menyejarah, jadikanlah dirimu orang yang akan selalu diingat agar kehadiranmu akan dicatat dunia sebagai untaian kisah sejarah yang mempunyai arti dan berkarya nyata sebagai “Abdi masyarakat dan Abdi Negara”. Jadikanlah bekerja dengan Amanah sebagai Budaya Kerja, dan menempatkannya bukan hanya sekedar sisipan atau perintah sambil lalu, tetapi hendaknya menjadi “Tema Sentral” dalam mewujudkan PNS yang berbudaya kerja.
     Para pembaca yang Budiman, pada sesi akhir tulisan ini penulis mencoba mengajukan pertanyaan sebagai renungan atas apa yang terjadi pada diri kita sebagai insan yang banyak pengharapan…
1.   Apakah kita merasa senang dan bahagia sebagai pegawai? Jika tidak merasa bahagia apa alasannya? Bukankah banyak orang yang ingin jadi seperti kita bahkan dengan segala pertaruhannya………???? 
2.  Apakah kita gundah dengan pekerjaan ini? Mengapa ? bukankah kita punya pilihan? Dan ini adalah pilihan kita……
3.    Apakah kita sudah merasa memilki kesungguhan dalam bekerja? Sehingga hasil kerja (Performance) sekarang ini adalah yang optimal…betulkah???
4.    Apa prestasi kita?
5.    Apakah segala pekerjaan dan hidup kita telah mempunyai makna dan arti?
6.   Apakah Kita termasuk yang terpuruk dalam kemalasan, ketidakberdayaan  dan bekerja tak punya arah?.....Mungkin ada banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya sehubungan dengan pekerjaan dan tugas kita, namun yang pasti perasaan ini membawa pada kesadaran bahwa hendaknya kita bekerja janganlah asal-asalan…. Asal jadi, asal selesai dan lain-lain, tetapi karena kewajiban,tanggungjawab sebagai amanah. 
Manusia adalah merupakan makhluk yang mulia di antara ciptaan Allah SWT makanya dijadikan sebagai khalifah/ pemimpin di muka bumi. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah mensyukuri anugerah dan nikmat tersebut, dengan jalan menjadikan bekerja sebagai ”Ibadah dan Amanah”. Dengan cara mewujudkan  “Wahana Budaya Kerja” yaitu : produktivitas, yang berupa perilaku kerja yang tercermin antara lain: kerja keras, ulet, disiplin, produktif, tanggung jawab, motivasi, manfaat, kreatif, dinamik, konsekuen, konsisten, responsive, mandiri, makin lebih baik dan lain-lain.
 Serta memiliki tanggungjawab juga, senatiasa bekerja dalam rel yang  tepat dan benar dalam lindungan,rahmat dan hidayah Allah SWT.
***semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan hidayah pada kiata sekalian,
amiin ya robbal alamiin*
read more "Memaknai Motivasi “Bekerja” Sebagai suatu “Ibadah dan amanah”......."
 

Guest Info